Wednesday, January 21, 2009

KiTa SebeNarnYa...


KITA SEBENARNYA..
lebih gembira menyambut 1hb. Januari daripada 1 Muharram.

KITA SEBENARNYA..
lebih tahu apa itu 14 Februari daripada 12 Rabiulawal.

KITA SEBENARNYA..
lebih membesarkan hari Sabtu dan Ahad daripada hari Jumaat.

KITA SEBENARNYA..
lebih khusyuk mendengar lagu daripada mendengar azan.

KITA SEBENARNYA..
lebih suka lepak, tidur, tengok tv daripada sembahyang.

KITA SEBENARNYA..
lebih tahu nama artis-artis kita daripada nama-nama pujaan.

KITA SEBENARNYA..
lebih suka menyebut helo atau hai daripada Assalamualaikum.

KITA SEBENARNYA..
lebih suka menyanyi daripada berwirid atau bertasbih.

KITA SEBENARNYA..
kita sebenarnya lebih suka memuji manusia daripada Tuhan kita sendiri.

KITA SEBENARNYA..
kita sebenarnya lebih suka membaca majalah daripada buku-buku agama dan al-quran.

KITA SEBENARNYA..
lebih suka pergi ke konsert daripada ceramah agama.

KITA SEBENARNYA..
lebih suka memaki,mengumpat orang daripada mendoakan dan menasihati mereka.

KITA SEBENARNYA..
lebih suka mencarut daripada menyebut MasyaAllah.

KITA SEBENARNYA..
lebih suka kemungkaran daripada berbuat kebaikan.

KITA SEBENARNYA..
lebih bangga dengan kejahilan kita daripada bersyukur dengan keimanan kita.

KITA SEBENARNYA..
lebih cintakan urusan dunia daripada urusan akhirat. tapi, bila ada orang tanya arah tujuan kita, kita lebih suka menjawab..

KITA SEBENARNYA..
lebih suka menuju ke syurga daripada neraka.. tapi layakkah kita dengan syurga milik Allah s.w.t?


'yang sesungguhnya, akhirat itulah negeri yang kekal. Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka ia tidak akan dibalasi melainkan setimpal dengan perbuatan jahat itu. dan barang siapa yang mengerjakan amalan soleh,baik laki-laki mahupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman,maka mereka akan masuk syurga,mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa dihisab'. (surah al-mu'min)


"Kesabaran adalah tunjang kekuatan dan kebahagiaan di dunia mahupun akhirat...."

Monday, January 12, 2009

Tuesday, December 9, 2008

6 soalan Imam Al-Ghazali


Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya :

Soalan pertama

Imam Ghazali : Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?

Murid 1 : Orang tua

Murid 2 : Guru

Murid 3 : Teman

Murid 4 : Kaum kerabat

Imam Ghazali :Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita

ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah Ali-Imran:185).

Soalan kedua

Imam Ghazali : Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?

Murid 1 : Negeri Cina

Murid 2 : Bulan

Murid 3 : Matahari

Murid 4 : Bintang-bintang

Iman Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, teta! p kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Soalan ketiga

Iman Ghazali : Apa yang paling besar didunia ini ?

Murid 1 : Gunung

Murid 2 : Matahari

Murid 3 : Bumi

Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.

Soalan keempat

Imam Ghazali : Apa yang paling berat didunia ?

Murid 1 : Baja

Murid 2 : Besi

Murid 3 : Gajah

Imam Ghazali : Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah(pemimpin) di duni! a ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.'

Soalan kelima

Imam Ghazali : Apa yang paling ringan di dunia ini ?

Murid 1 : Kapas

Murid 2 : Angin

Murid 3 : Debu

Murid 4 : Daun-daun

Imam Ghazali : Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat '

Soalan keenam

Imam Ghazali : Apa yang paling tajam sekali didunia ini ?

Murid- Murid dengan serentak menjawab : Pedang

Imam Ghazali : Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri"

Saturday, November 29, 2008

ADAB PENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya.

Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaidah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab-adab tersebut di antaranya adalah:

1. Ikhlas karena Allah I .

Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah kerena Allah I dan untuk negeri akhirat. Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang yang terpandang atau niat yang sejenisnya, maka Rasulullah e telah memberi peringatan tentang hal ini dalam sabdanya e :

"Barangsiapa yang menuntut ilmu yang pelajari hanya karena Allah I sedang ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak akan mendapatkan bau sorga pada hari kiamat".( HR: Ahmad, Abu,Daud dan Ibnu Majah

Tetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya ingin mendapatkan syahadah (MA atau Doktor, misalnya ) bukan karena ingin mendapatkan dunia, tetapi karena sudah menjadi peraturan yang tidak tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau dalam mengajar. Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar.

2.Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.

Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk meng-hilangkan kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka, dan tentu saja mengajarkan kepada orang lain itu dengan berbagai cara agar orang lain dapat mengambil faidah dari ilmu kita.

Apakah disyaratkan untuk memberi mamfaat pada orang lain itu kita duduk dimasjid dan mengadakan satu pengajian ataukah kita memberi mamfa'at pada orang lain dengan ilmu itu pada setiap saat? Jawaban yang benar adalah yang kedua; karena Rasulullah e bersabda :

"Sampaikanlah dariku walupun cuma satu ayat (HR: Bukhari)
Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya: Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.

3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at.

Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at. Karena kedudukan syari'at sama dengan pedang kalau tidak ada seseorang yang menggunakannya ia tidak berarti apa-apa. Penuntut ilmu harus membela agamanya dari hal-hal yang menyimpang dari agama (bid'ah), sebagaimana tuntunan yang diajarkan Rasulullah e. Hal ini tidak ada yang bisa melakukannya kecuali orang yang memiliki ilmu yang benar, sesuai petunjuk Al-Qor'an dan As-Sunnah.

4. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat.

Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan itu dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad, bukan persoalaan aqidah, karena persoalaan aqidah adalah masalah yang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan salaf. Berbeda dalam masalah ijtihad, perbedaan pendapat telah ada sejak zaman shahabat, bahkan pada masa Rasulullah e masih hidup. Karena itu jangan sampai kita menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pandapat dengan kita.

5. Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.

Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, karena amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Karena orang yang telah memiliki ilmu adalah seperti orang memiliki senjata. Ilmu atau senjata (pedang) tidak akan ada gunanya kecuali diamalkan (digunakan).

6. Menghormati para ulama dan memuliakan mereka.

Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai ia mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang biasa saja sudah termasuk dosa besar apalagi kalau orang itu adalah seorang ulama.

7. Mencari kebenaran dan sabar

Termasuk adab yang paling penting bagi kita sebagai seorang penuntut ilmu adalah mencari kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Mencari kebenaran dari berita berita yang sampai kepada kita yang menjadi sumber hukum. Ketika sampai kepada kita sebuah hadits misalnya, kita harus meneliti lebih dahulu tentang keshahihan hadits tersebut. Kalau sudah kita temukan bukti bahwa hadits itu adalah shahih, kita berusaha lagi mencari makna (pengertian ) dari hadits tersebut. Dalam mencari kebenaran ini kita harus sabar, jangan tergesa-gasa, jangan cepat merasa bosan atau keluh kesah. Jangan sampai kita mempelajari satu pelajaran setengah-setengah, belajar satu kitab sebentar lalu ganti lagi dengan kitab yang lain. Kalau seperti itu kita tidak akan mendapatkan apa dari yang kita tuntut.

Di samping itu, mencari kebenaran dalam ilmu sangat penting karena sesungguhnya pembawa berita terkadang punya maksud yang tidak benar, atau barangkali dia tidak bermaksud jahat namun dia keliru dalam memahami sebuah dalil.Wallahu 'Alam.

Dikutip dari " Kitabul ilmi" Syaikh Muhammad bin Shalih Al'Utsaimin
.(Abu Luthfi)